Judulnya bukan karena saya sedang berusaha membuat paper
seperti jaman kuliah dulu, karena belum ada metode analisis, baru berupa
pengamatan saja, hehe. Tulisan ini hanya bentuk luapan dari ‘random thoughts’
tentang hal yang saya lihat dan rasakan akhir-akhir ini. Sayang sekali jika ‘random
thoughts’ ini dibiarkan penasaran, hehe. Saya selalu suka membaca hal-hal yang
berbau mistis dan kontroversi. Rasa penasaran telah menggiring saya untuk
mencari informasi tentang hal-hal tersebut. Akhir-akhir ini saya hobi streaming
acara TV bertema horror di Youtube, Mister(I) Tukul. Hal ini berawal dari
perbincangan singkat saat makan siang bersama teman-teman di kantor. Tiba-tiba
entah dari mana, kami membicarakan hantu. Kemudian berujung dengan streaming
youtube sederetan acara mistis.
Sejak kuliah saya suka mengikuti blog yang ditulis Risa
Saraswati, serta kicauannya dengan Sara Wijayanto di twitter dengan hashtag
#risara. Saya beserta teman sepergaulan di kampus bisa menjadi sangat heboh
ketika bercerita tentang hal ini. Berlanjut dengan sering nongkrong di
forum-forum misteri kaskus, sampai download e-book tentang tema-tema horror yang
terjadi di Negara lain, meskipun overall bertemakan urban legend. Ada yang
menceritakan tentang boneka yang tidak bisa dimusnahkan, sampai cerita-cerita
berlatar belakang zaman perbudakan di Amerika. Entah mengapa saya begitu
penasaran dengan hal-hal semacam ini. Semuanya memang terlihat seperti di luar
logika. Namun, dalam agama saya sendiri, kita juga harus percaya dengan hal
ghaib karena Allah juga menciptakan mereka, mereka ada diantara kita.
Baiklah, kembali lagi ke acara televisi yang suka saya tonton
selama (sekitar) satu bulan terakhir ini, dan hampir setiap hari! Ada juga
teman saya yang mempunyai anggapan bahwa acara ini hoax belaka karena tidak ada
penampakan. Tapi anehnya saya malah terus-terusan penasaran. Menurut saya acara
misteri kan tidak harus ada penampakannya. Untuk menampakkan diri, kabarnya
mereka sendiri akan kehilangan energi. Mengutip dari perbincangan Risa
Saraswati dan Sara Wijayanto di acara Just Alvin, Metro TV pada 23 Mei 2015, karena mereka
memerlukan energi yang sangat kuat untuk terlihat di hadapan manusia, maka
mereka sering memperlihatkan diri pada manusia yang sedang dalam kondisi kurang
fit, sedang sakit atau lelah misalnya. Itulah mengapa kadang orang yang sedang
sakit sering melihat hal-hal yang ganjil (seperti ayah saya yang pernah melihat
harimau kecil sedang memeluk botol infus-nya saat terkapar di rumah sakit). Apalagi
di depan acara televisi. Itulah mengapa sebagai manusia, kita tidak perlu takut
kepada mereka. Lain kali kalau berjumpa ajak saja main Farmville atau Solitaire,
suruh ngepel sekalian.
Ada perbedaan yang cukup menonjol diantara acara-acara
misteri yang dulunya hanya sekedar uji nyali di tempat yang angker dan yang
terdengar hanya kesunyian dan deskripsi dari narator yang menceritakan hal-hal
yang sedang dilakukan oleh peserta uji nyali. Kini acara misteri dikemas secara
detail dengan adanya pembahasan yang begitu mendalam mengenai sebuah lokasi
yang dianggap seram dan angker oleh masyarakat sekitar. Sehingga terdapat
istilah-istilah baru yang mulai diajarkan pada penonton. Mulai dari apakah itu
residu dari sebuah lokasi, apakah itu adalah kilasan-kilasan mengenai peristiwa
lampau yang pernah terjadi di sebuah lokasi. Istilah makhluk halus sendiri
sudah diubah menjadi makhluk astral. Adanya istilah ‘jin khodam’ yang mulai
dibahas, karena sebelumnya masyarakat hanya memahami adanya istilah ‘arwah
penasaran’ yang kemudian ‘imej’ negatif itu berubah menjadi istilah ‘khodam’
dengan pendekatan secara agama, yaitu jin yang suka menempel pada manusia,
sehingga ketika manusia itu meninggal, ia suka menirukan wujud serta
karakternya. Kemudian mulai ada penjelasan mengenai adanya perbedaan dimensi
dan territorial dari makhluk-makhluk tersebut, mengapa mereka ada disitu,
mengapa mereka berbentuk sedemikian rupa, hingga penjelasan mengenai energi
serta sesi mendoakan jiwa-jiwa yang terbelenggu. Sehingga wajah acara misteri
kali ini telah berubah dan mencoba memberitahu masyarakat tentang sebab dan
akibat dari sebuah peristiwa (secara historis) di lokasi yang ditentukan.
Nah, sekarang mari kita melihat secara dekat mengenai konsep
dari acara Mister(I) Tukul. Acara ini
biasa dibuka dengan guyonan dari host dan bintang tamu di awal acara yang
berlanjut dengan deskripsi mengenai latar belakang tempat yang akan dijadikan
lokasi syuting, mulai dari cerita yang sering beredar, mitos, serta
gambaran-gambaran yang diambil secara garis besar dari pengalaman warga
sekitar. Biasanya pengambilan judul atau fokus dari acara tersebut diambil dari
sosok atau cerita yang dominan pada masyarakat di sekitar lokasi penelusuran.
Kemudian sepanjang acara, penonton dibawa menjelajah ke setiap sudut lokasi
(bangunan angker, hutan, petilasan, dsb). Host akan ditemani dengan bintang
tamu utama (yang awalnya selalu identik dengan perempuan cantik) yang memiliki
kemampuan spiritual untuk membaca situasi di sekitar lokasi penelusuran. Perbedaannya,
bintang tamu ini tidak hanya sekali dua kali tampil di acara ini. Karena
kemampuannya menerawang hal ghaib, ia akan hadir di episode selanjutnya, contohnya
seperti Risa Saraswati, Sara Wijayanto, Ridha Nara, dan Ria Winata. Selanjutnya
akan ada bintang tamu tambahan, dan dari sekian episode yang saya tonton,
bintang tamu tambahan ini selalu memiliki karakteristik yang hampir sama.
Mereka ditampilkan sebagai artis perempuan cantik dengan model pakaian yang
cenderung ada ketidakcocokan dengan tema acara serta lokasi penelusuran. Misalnya
menggunakan pakaian yang terbuka di tempat yang terbuka di malam hari. Bintang
tamu tambahan inilah yang seringkali menjadi bumbu penyedap dalam acara ini.
Mereka berperan sebagai karakter yang bertolak belakang dengan bintang tamu
utama. Meskipun ada beberapa yang memiliki kemampuan melihat hal-hal ghaib,
sebagian besar tidak. Sehingga mereka digambarkan memiliki peran sebagai karakter
yang lemah, menjerit ketakutan, bersembunyi dibalik host dan hampir selalu
dirasuki makhluk astral ketika mencoba untuk berkomunikasi dengan makhluk
tersebut. Sehingga ada pemisah diantara dua karakter yang sama-sama perempuan.
Namun mereka seperti ditampilkan sebagai yang lemah dan yang kuat.
Di setiap episode acara ini selalu ada acara “kesurupan”.
Dari sesi kerasukan itulah, kemudian penonton mendengarkan cerita mengenai masa
lalu sosok yang merasuki, serta emosi yang masih mereka rasakan. Pembahasan
saya di paragraf ini terlepas dari anggapan “manusia yang sudah meninggal
harusnya benar-benar hilang dari dunia ini dan kembali ke alam baka”. Jujur
saya masih belum mempelajari hal ini lebih lanjut, mengenai “lalu siapa yang merasuki
manusia itu? Apakah memang arwahnya yang terjebak karena hal yang belum
terselesaikan di dunia atau hanya jin pengikutnya”, karena penjelasannya di
acara ini masih tergolong ada di tengah-tengah. Di segmen inilah sebagian besar
bintang tamu merasa kesakitan di awal-awal sesi kerasukan. Lalu sedikit demi
sedikit terungkaplah peristiwa yang pernah menimpa mereka, hal ini diperkuat
dengan penerawangan host lainnya yang berkaitan dengan residu masa lalu di
tempat itu.
Dari situlah kita bisa melihat sisi kemanusiaan serta
gambaran kehidupan masa lalu yang pernah ada. Hal yang terungkap seringkali
dengan latar belakang yang berkaitan erat secara historis, beriringan dengan
perjalanan sejarah bangsa kita. Mulai dari kisah cinta orang Belanda dengan
pribumi, pembunuhan tragis tentara Jepang terhadap orang Belanda yang masih
berada di Indonesia, pembantaian pribumi oleh Jepang, pemerkosaan, hingga
cerita pada masa kerajaan-kerajaan di Jawa.
Diantara banyaknya latar belakang cerita tersebut, sosok
perempuan menjadi dominan diantara yang lain, dengan peristiwa tragis yang
hampir mirip. Mereka seringkali dikecewakan lelaki, dibunuh, dianiaya, diperkosa,
patah hati, dipaksa menikah, dsb. Ilustrasi yang menggunakan talent juga dibuat
sedemikian seram apabila tokoh utama pada sebuah episode tersebut adalah
perempuan. Dalam ilustrasi, talent menggunakan baju yang menyeramkan dengan
rambut terburai panjang serta tingkah laku yang aneh dan ganjil seperti
berjalan lurus sambil menyeret baju, melompat-lompat, mengintip dari jendela,
bergantungan di pohon dan terlihat psycho. Hal ini terlihat berbeda apabila
tokoh utamanya laki-laki. Mereka seringkali digambarkan dengan tingkah laku
yang lebih normal.
Hampir setiap kerasukan makhluk astral perempuan, bintang
tamu menangis, menjerit, dan merintih kesakitan dengan narasi “saya dibunuh”, “diikat”,
“didorong”, “ditusuk”. Dan mereka terlihat pasrah dengan hal itu. Ada beberapa
episode yang menarik bagi saya, yang menceritakan peran perempuan yang sedikit
berbeda dengan episode kebanyakan. Ada sebuah episode pada tanggal 7 Maret 2015 berjudul Untold Story yang mengambil lokasi penelusuran di Jambi, ketika ada hantu perempuan yang
memiliki dendam begitu membara akibat dihamili kekasihnya, kemudian keguguran,
kekasihnya pun menganggap perempuan ini mengada-ada, akibatnya mereka
bertengkar hebat lalu tanpa sengaja perempuan ini tertusuk. Saat merasuki tubuh
salah satu bintang tamu, ia pun mengatakan “saya benci laki-laki”.
Episode yang lain, pada 28 Februari 2015 berjudul Tragedi Londo Berbaju Merah, penelusuran dilakukan
di sebuah rumah Belanda yang sudah mangkrak dan tidak terpakai. Dulunya di
tempat itu ditinggali keluarga Belanda, kemudian terjadi pemberontakan sehingga
mereka sekeluarga diserang secara tiba-tiba dan dibunuh dengan cara ditembak.
Sang bintang tamu kemudian dirasuki oleh perempuan Belanda yang merupakan ibu
di keluarga tersebut. Berbeda dengan hantu perempuan pribumi lain yang hanya
merintih, menangis, dan pasrah. Perempuan Belanda ini terlihat sangat berani.
Awalnya ia menangis mengenang keluarganya yang terbunuh, terutama kedua anaknya
sambil terus-terusan ia berbicara “mijn
zoon, mijn dochter” yang artinya anak laki-laki saya dan anak perempuan
saya. Ketika ditanya siapa yang membunuh kalian, dengan lantang ia berteriak “INLANDER!”,
Pribumi! Dengan tingkah laku, tatapan dan sikapnya, ia terlihat lebih tegas
dibandingkan dengan hantu perempuan pribumi kebanyakan. Kemudian ia
menepuk-nepuk dada tubuh yang dirasukinya sambil berkata “Naam? Naam?” ia ingin mengetahui nama orang yang dirasukinya, yang
menurut saya belum pernah ada hantu dalam acara ini yang seberani itu. Apalagi
ketika tidak ada respon dari orang sekitarnya, ia pun terlihat melengos dan
kesal sambil menulis di atas kertas yang disediakan, “Naam”, ia bergantian
menunjuk tulisan itu lalu menunjuk dada tubuh yang dirasukinya dengan bolpoin
yang dipegangnya. Namun akhirnya Ust. Solehpati yang menanyainya mengalihkan
pembicaraan karena tidak tahu maksud dari perempuan yang menggunakan bahasa
Belanda itu. Dari cerita tersebut, mungkin kita bisa memaklumi bahwa, Ah,
mungkin karena ia perempuan Belanda dengan budaya barat sehingga ia memiliki
karakter yang berani.
Jangankan di masa kemerdekaan bahkan sebelumnya, setelah kemerdekaan
pun masih ada cerita-cerita miris perempuan pribumi. Salah satu contohnya (ah,
lagi-lagi saya lupa judul episode nya), di sebuah bangunan semacam bekas
pabrik, ada seorang perempuan muda yang dianiaya dan diperkosa oleh bapaknya
sendiri, karena bapaknya mengajak berhubungan suami istri, kemudian mengetahui
si anak sudah tidak perawan, akhirnya ia memilih mengakhiri hidupnya sendiri.
Peristiwa itu terjadi pada kisaran tahun 70an. Tak sedikit pula diantara mereka
yang meninggal dalam keadaan mengandung. Memang sulit untuk memberikan
pembahasan secara logisnya. Yang jelas, dalam pembahasan mengenai cerita
tentang peristiwa yang dibahas di acara ini baik berupa media deskripsi narrator,
penerawangan sang paranormal, ilustrasi yang dilakukan talent, maupun
kerasukan, perempuan Indonesia di sepanjang sejarahnya seringkali digambarkan
dengan peran yang terpaksa menghadapi situasi sulit atau bahkan tidak ada
pilihan dan hal itu hampir selalu berkaitan dengan asmara serta tubuh yang
dimilikinya. Perempuan selalu mendapatkan peran sebagai korban yang tersakiti
oleh laki-laki, baik itu pribumi, Jepang, maupun Belanda. Berbeda dengan
laki-laki yang diidentikkan dengan perjuangan atau pelaku kekerasan.
sumber: http://gheeds.blogspot.com/
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus