Seorang teman FB, AS Laksana, selalu geram membaca berita-berita bagaimana situs-situs Islam gemar sekali memberitakan orang-orang terkenal masuk Islam. Cerita yang diangkatnya kali ini adalah tentang bagaimana, dalam edisi terakhirnya, majalah sekaliber Panjimas memberitakan kembali kisah heboh astronot India, Sunita Williams, masuk Islam -- padahal berita itu bohong belaka, dan sudah lama pula terbongkar, sejak 2011.
Menyebarkan berita bohong itu sendiri -- apalagi kebohongannya sudah lama terungkap -- lalu mengulanginya kembali dengan gairah kehebohan yang sama, jelas sudah merupakan tindakan bego -- sejenis dusta yang membabi-buta. Lalu membumbui kebohongan seperti itu dengan cerita-cerita ajaib (antara lain bagaimana Sunita mendengar azan di bulan, menyaksikan dari luar angkasa betapa Mekkah dan Madinah memancarkan sinar gilang gemilang), juga adalah tindakan dungu dan dongok. Memalukan. Merendahkan akal sehat.
Kebohongan memang selalu memerlukan lapisan-lapisan dusta. Tetapi kebohongan yang dilapisi kebodohan, sungguh-sungguh tak bisa diterima. Jika kita mendiamkannya dan memakluminya, itu artinya kita senang dihina.
Dan begitulah. Neurotisme seperti yang diidap redaktur Panjimas sesungguhnya adalah sejenis penyakit sosial. Orang-orang gila yang beragama, atau orang-orang yang beragama secara gila, lambat atau cepat memang akan merusak akal-sehat publik. Sungguh, para perusak akal-sehat inilah yang harusnya dianggap sebagai penghina agama.
Kaum neurosis-agama bukanlah orang-orang yang lucu, apalagi dewasa ini. Mereka toh juga tidak pernah melucu dengan agamanya. Mereka memelihara tahayul dalam imannya, dan mereka menyebarkan tahayul itu di ruang-ruang publik rasional -- serta pada saat yang sama mereproduksi neurosisme massal.
Tidak tahu malu. Panjimas, 31 Maret 2015, menurunkan berita bohong tentang Sunita Williams, astronot wanita India pertama, yang pergi ke bulan pada tanggal 9 Juli 2011 dan sepulang dari bulan langsung memeluk agama Islam. Sunita konon mengatakan, ‘”Dari Bulan seluruh Bumi kelihatan hitam dan gelap kecuali dua tempat yang terang dan bercahaya. Ketika aku lihat dengan Teleskop, ternyata tempat itu adalah Mekkah dan Madinah. Di Bulan semua frekuensi suara tidak berfungsi, Tapi a...
Lihat Selengkapnya
(Panjimas.com) – Sunita Williams, seorang wanita India pertama yang pergi ke bulan pada tanggal 9 Juli 2011. Sekembalinya Sunita dari Bulan, ia langsung memilih masuk dan memeluk Agama Islam. Sunita berkata : ‘”Dari Bulan seluruh Bumi kelihatan hitam dan gelap kecuali dua tempat yang terang dan berc…
PANJIMAS.COM
About megalomania
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar :
Posting Komentar